Sejarah
Sejarah 1 Muharram Tahun Baru Islam ditandai dengan
peristiwa besar yakni peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke
Madinah pada tahun 622 Masehi. Perhitungan Tahun Baru Islam bermula di masa
Umar bin Khattab R.a. tepatnya 6 tahun pasca-wafatnya Nabi Muhammad SAW. Umar
bin Khatab bermusyawarah dengan para sahabat dan singkat kata, mereka pun
berijma untuk menjadikan momentum dimana terjadi peristiwa hijrah Nabi sebagai
awal mulai perhitungan tahun dalam Islam.
Sebelum mengenal kalender Islam atau kalender Hijriah,
masyarakat Arab mengenal tahun dengan menamainya menggunakan peristiwa penting
yang terjadi di tahun tersebut. Misalnya kelahiran Nabi Muhammad SAW, dikenal
dengan Tahun Gajah, karena pada tahun tersebut terjadi penyerangan terhadap
Kabah oleh pasukan yang menggunakan gajah sebagai kendaraan perangnya.
Peristiwa Penting
Tahun Baru Islam diperingati setiap tanggal 1 Muharram oleh kaum
muslimin, nama Muharram secara bahasa dapat diartikan sebagai bulan yang
diharamkan. Yaitu bulan yang didalamnya orang-orang Arab diharamkan dilarang
(diharamkan) melakukan peperangan. Orang Arab zaman dulu meyakini bahwa bulan
Muharram adalah bulan suci sehingga tidak layak menodai bulan tersebut dengan
peperangan, sedangkan pada bulan lain misalnya shafar, diperbolehkan melakukan
peperangan.
Di bulan Muharram, terdapat beberapa peristiwa penting,
pertama hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram yang diyakini hari kebebasan
Musa dari kejaran Fira’un, dan kita disunahkan berpuasa pada tanggal itu. Yang
kedua adalah peristiwa gugurnya Husein bin Ali, cucu Rasulullah di tanah
Karbala. Banyak peristiwa penting yang menggembirakan juga pernah terjadi di
bulan Muharram di antaranya terbelahnya laut merah saat Nabi Musa mau
menyeberang sehingga Musa dan kaumnya yang setia selamat dari kejaran Raja
Fir’aun.
Selain itu beberapa peristiwa penting laijnnya juga
terjadi yakni Nabi Adam 'alaihissalam bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya
dan tobat tersebut diterima oleh-Nya. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi
dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan
membinasakan. Selamatnya Nabi Ibrahim 'alaihissalam dari siksa Namrud, berupa
api yang membakar. Nabi Yusuf 'alaihissalam dibebaskan dari penjara Mesir
karena terkena fitnah. Nabi Yunus 'alaihissalam selamat, keluar dari perut ikan
hiu. Nabi Ayyub 'alaihissalam disembuhkan Allah dari penyakitnya yang
menjijikkan. Perang Khaibar yang terjadi di tahun ketujuh hijriyah juga terjadi
di bulan Muharram. Perang ini menandai penumpasan total kaum Yahudi yang suka
bikin kekacauan dan perpecahan di kota Madinah.
Amalan Sunnah
Dari uraian di atas nyatalah bagi
kita, bahwa hari Asyura dan bulan Muharram merupakan hari dan bulan bersejarah
yang diagungkan dari masa ke masa. Berikut beberapa amalan yang dicontohkan
Rasulullah SAW.
Memperbanyak
Puasa
Bulan Muharram adalah satu di antara
bulan haram selain bulan Rajab, Dzulqaidah, dan Zulhijah, amalan sholih yang
diperintahkan saat itu adalah memperbanyak berpuasa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi
Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan
langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang
lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu. [at
Taubah/9:36]
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan
adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Puasa Asyura 10 Muharram
Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol adalah puasa hari ‘Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Puasa Asyura 10 Muharram memiliki keutamaan yang tinggi karena dapat menghapus dosa setahun lalu.
Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan
menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga
ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura
akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).
Sayyidah Aisyah, istri Nabi
shallallahu 'alaihi wassalam menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari
orang-orang Quraisy berpuasa di masa Jahiliyah, Rasulullah juga ikut
mengerjakannya. Setelah Nabi berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan
puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga. Setelah diwajibkan
puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi s.a.w. menetapkan:
مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ
“Barangsiapa yang menghendaki
berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya."
(HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)
Puasa Tasu'a 9 Muharram
Dalam rangka menyelisihi Yahudi, kita diperintahkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu’a). Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura’ dan memerintahkan para sahabat untuk puasa, ada sahabat yang berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura adalah hari yang diagungkan orang yahudi dan nasrani."
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Tahun depan, kita akan berpuasa di tanggal sembilan.”
Namun, belum sampai tahun depan, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallamsudah diwafatkan. (HR. Al Bukhari)
Memperbanyak Sedekah
Dalam menyambut bulan Muharram
diperintahkan agar memperbanyak pengeluran dari belanja kita sehari-hari untuk
bersedekah, membantu keluarga, kaum kerabat, membantu anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan.
Mengenai hal ini Rasulullah bersabda:
مَنْ وَسَّعَ عَلى عِيَالِهِ وَ أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
“Siapa yang meluaskan pemberian untuk
keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam
seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi, No: 3795).
TUGAS!
Tuiskan kegiatan yang kamu lakukan untuk merayakan tahun baru islam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar