Assalamu’alaikum
Hai anak-anak, musik sudah menjadi bagian dari aktivitas kita sehari-hari. Tidak jarang juga kita memainkan alat musik atau menyanyi juga. Nah pada pelajaran ini kita akan mempelajari tentang Tangga nada diatonis mayor.
Tangga
Nada Mayor
Jenis tangga nada ini kebanyakan dipakai
untuk lagu-lagu yang suasananya ceria. Sering kita temui dalam lagu-lagu
populer saat ini. Susunan nadanya berjarak 1 – 1- ½ – 1 – 1 – 1 – ½. Beda
dengan tangga nada minor yang susunan interval nadanya adalah 1 – ½ – 1 – 1 – ½
– 1 – 1. Terlihat ya perbedaannya?
Perbedaan kedua tangga nada itu akan
terdengar jelas saat dibunyikan dengan alat musik. Ketika mendengar tangga nada
mayor nuansanya akan terasa benar-benar ceria, sebaliknya jika mendengar tangga
nada minor yang manapun jenisnya maka suasana jadi cenderung sedih atau melow.
Tapi tangga nada minor juga bisa dipakai untuk lagu yang ceria dengan menaikkan
temponya.
Itulah menariknya sebuah komposisi musik.
Aturan baku memang ada tetapi dalam menciptakan sebuah lagu, penggunaan nada
tidaklah kaku. Bisa menyesuaikan dengan keinginan pencipta lagu atau pencipta
komposisi. Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor diantaranya adalah:
1. Lagu Wajib : Bangun Pemudi Pemuda (A.
Simanjuntak), Berkibarlah Benderaku (Ibu Soed), Dari Sabang Sampai Merauke (R
Soerardjo), Hari Merdeka (Husein Mutahar), Gebyar Gebyar (Gombloh), Maju Tak
Gentar, Indonesia Raya, Hari merdeka, Halo-halo Bandung, Indonesia Jaya, Garuda
Pancasila, dan Mars Pelajar.
2. Lagu Anak-anak: Naik Delman (Ibu Sud),
Balonku (AT Mahmud), Heli (anjing kecil) (Nomo Kuswoyo), Lihat Kebunku (Ibu
Sud), Abang Tukang Bakso (Mamo Agil).
3.
Lagu
Daerah: Gundul Pacul (Jawa Tengah),Kampung Nan Jauh DI Mato (Sumbar),
Ampar-Ampar Pisang (Kalsel), Manuk Dadali (Jabar),Tokecang (Jabar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar